Rabu, 03 November 2010

Jiwa Seni di Cendekia Leadership School

Membuat karya indah tidak harus selalu dengan pemakaian peralatan canggih dan mahal.
Cendekia Leadership School dapat membuktikan bahwa dengan peralatan seadanya seperti headphones (Earphone) dan software cuma-cuma Audacity pun bisa menghasilkan karya yang tidak kalah hebatnya dengan software mahal.

Audacity adalah perangkat lunak pengolah suara yang dimanfaatkan sekolah ini dengan teknik “dubbing”. Pada Akhir tahun ajaran 2009-2010, Cendekia Leadership School mengadakan hiburan berupa pementasan cerita Ramayana yang dibuat secara lucu dan menarik, namanya juga hiburan.
Apanya yang lucu?

Mulai dari judulnya saja sudah mengundang tawa, apa itu? Judulnya adalah “Romayana” artinya Cerita Ramayana dengan nada a la Roma Irama.
Acara terlaksana atas kerjasama para-guru dan guru ICT dengan menyunting hasil rekaman.
Pementasan itu sendiri dilakukan sepenuhnya oleh siswa-siswa SD Cendekia yang mempunyai jiwa seni luar biasa.
Acara tersebut memicu semangat para-siswa dan membuat mereka ketagihan dengan pementasan cerita-cerita lucu seperti ini dan sudah menjadi hal yang lumrah bagi siswa-siswa di sekolah yang terletak di Kompleks Bukit Ligar, Awiligar ini setiap “Assembly”.

Beberapa saat yang lalu para-siswa di Grade 6 menunjukkan kepiawaian mereka dengan seni peran berjudul: ”Hikayat Raja Lapuk”. Tentang Pangeran Bawela sudah cukup berumur akan tetapi tidak kunjung juga menikah, akhirnya kerjaan mengadakan saembara untuk mencari pendampingnya. Dengan nama-nama sedikit diplesetkan dari nama artis terkenal semakin memberikan warna tersendiri pada pertunjukan ini.

Baru-baru ini tepatnya, tanggal 29 Oktober 2010 pada acara “Assembly” yang secara rutin diadakan sekolah setiap jumat mulai jam 9 sd jam 10,
siswa di Grade 5 mementaskan cerita dengan judul : “Dukun Vs Dokter”. Semua yang di dalam cerita ini adalah direkam dengan perangkat lunak gratis “Audacity” dan pelaksanaan acara ini sendiri adalah memakai teknik “dubbing”.

Para siswa tinggal menyesuaikan gerakan mulut atau tubuh mereka dengan suara yang telah direkam dan diolah sebelumnya yang bisa dikatakan relatif lebih sulit ketimbang langsung atau “live”.

Ketiga cerita tersebut semakin menguatkan pernyataan tersebut di atas bahwa tidak selalu memerlukan barang mahal untuk menghasilkan karya-karya indah dengan peralatan seadanya dan software gratispun dapat menghasilkan karya seni yang sangat luar biasa.


Selamat dan teruslah berkarya!

Louis Frederick R. [Fredy], MT

ICT Coordinator & ICT Teacher

Tidak ada komentar: